Minggu, 04 Desember 2022

Hingga Kamu Lelah..

Diposting oleh Annisa di 05.55 0 komentar

Berlarilah, sejauh apapun

Hingga kamu lelah

Berenanglah ikuti arus sejauh apapun membawamu

Hingga kamu lelah

Mengembaralah didalam hutan belantara

Hingga kamu lelah


Kamu menangis setiap hari sembari menyusuri jalan panjang itu

Dan berdoalah sepanjang waktu, hingga Tuhan kabulkan apa kemauanmu

Berjalan tak tau kamana arah yang kamu tuju

Lakukanlah segala yang kamu inginkan, hingga kamu lelah

Yakinlah apa yang menjadi milikmu tak akan pernah tertukar

Jika kamu memang rumah, pastilah kembali

Tak perlu dipikir, karena segala sesuatunya sudah terasa berat


Hidupmu tak segampang tahun lalu

Dan kamu berusaha menutupinya dengan topeng kegembiraan

Tak seorang pun tau, seberapa menderitamu

Simpanlah untuk dirimu sendiri

Hingga kamu lelah


Bersyukurlah akan teman dekat yang peduli padamu

Mereka yang selalu setia mendengarkan tangisanmu

Tak peduli waktu kamu menghubungi

Pada akhirnya, semua akan terasa indah

Jika kamu percaya kehendak Tuhan

Rabu, 23 November 2022

Selayang Pandang

Diposting oleh Annisa di 06.33 0 komentar

Pukul 17.15 WITA, perempuan muda yang sebulan lalu baru berulang tahun ke-27 tahun itu pun pulang menuju ke rumah setelah seharian disibukkan oleh aktivitas kantor. Tak selayaknya menuju rute yang Ia tempuh sehari-hari, perempuan itu memilih jalan memutar yang lebih jauh. Ia sengaja melewati jalur yang lain karena ada sesuatu hal yang mengganggu pikirannya.

Perempuan itu akhirnya memacu motornya sedikit agak melaju daripada biasanya selain karena waktu tempuh yang cukup memakan waktu, pun pada sore hari jalanan akan mulai macet. Disusurinya sepanjang jalan kenangan itu, mulailah Ia belok kanan pada pertigaan lampu merah yang warnanya sudah hijau ketika Ia datang. Perlahan-lahan perempuan itu mengendarai motornya. Maklum, jalan yang ia lewati adalah jalan semi-gang. Jadi, jalan itu tidak terlalu lebar.


Langit sore itu sungguh cerah merona, tak seperti biasanya yang mendung tanpa hujan. Perempuan itu menikmati perjalanannya di jalan semi-gang itu dan tak sampai sepuluh menit, sampailah perempuan itu pada satu gedung yang sudah mengganggu pikirannya tadi. Selayang pandang Ia melihat gedung di sebelah kanannya itu, kantor yang Ia pertanyakan sejak seminggu yang lalu. Akhirnya, pertanyaan itu pun terjawab dan perempuan itu telah menemukan hal yang menjadi hipotesisnya.


Lalu lalang kendaraan menjadi saksi bagaimana perempuan itu menghabiskan sore harinya yang berharga demi menghilangkan rasa penasarannya selama ini. Sayangnya, Ia tak bertemu dengan seseorang yang Ia tunggu-tunggu. Yang terpenting, kata perempuan itu, selayang pandangnya dapat melihat gedung yang baru saja berdiri megah dan menjawab keraguan serta pertanyaannya selama ini.

 

Annisa Okta's Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting