Ketika sebuah masalah tercipta, pasti selalu
memiliki sebuah penyelesaian yang sempurna. Entah itu berakhir bahagia maupun
sedih. Dan inilah sebuah masalahku, Jogja. And this is my story. Here we go!
Ku langkahkan kakiku dari rumah menuju Bandara
Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan-Timur. Melangkahkan kaki menuju
tempat nun jauh diseberang pulau sana memang sangat amat berat. Jogja. Ya,
Jogja! Kutinggalkan sejenak masalah-masalah besar disini. Bersiap berlari
bersama burung besar menuju Jogja. Berharap setelah sampai, masalah-masalah
besar itu akan seketika lenyap begitu saja. Tetapi itu tidaklah mudah, semudah
membalikkan telapak tangan. Satu setengah jam menikmati perjalanan udara,
tibalah aku di kota pelajar ini. Bandara Adi Sutjipto sudah hangat menyapaku,
meskipun udara diluar sana cukup membuatku agak menggigil, tapi masih kalah
hangat dengan suasana ramah Jogja.
Ketika sampai, masalah-masalah itu tak serta merta
pergi dari otakku. Mereka malah menari-nari riang di kepalaku. Ingatanku kini
tertuju pada seorang laki-laki yang sudah menemaniku menghabiskan waktu selama
lima bulan. Bakal terasa lama kami tidak menghubungi satu sama lain. Ia
memberiku sebuah kenangan video agar aku bisa menyapanya ketika rasa ‘kangen’ itu
muncul. Hari demi hari, masalah-masalah itu kurasa semakin gembira berjoget di
otakku. Kondisi pikiranku semakin memburuk, kacau. Ingin rasanya aku pulang
untuk menenangkan pikiran, tapi itu hanya sia-sia.