Jumat, 21 Juni 2013

Jogja Was Never Ending! Part I

Diposting oleh Annisa di 20.53 0 komentar
Ketika sebuah masalah tercipta, pasti selalu memiliki sebuah penyelesaian yang sempurna. Entah itu berakhir bahagia maupun sedih. Dan inilah sebuah masalahku, Jogja. And this is my story. Here we go!
Ku langkahkan kakiku dari rumah menuju Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan-Timur. Melangkahkan kaki menuju tempat nun jauh diseberang pulau sana memang sangat amat berat. Jogja. Ya, Jogja! Kutinggalkan sejenak masalah-masalah besar disini. Bersiap berlari bersama burung besar menuju Jogja. Berharap setelah sampai, masalah-masalah besar itu akan seketika lenyap begitu saja. Tetapi itu tidaklah mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Satu setengah jam menikmati perjalanan udara, tibalah aku di kota pelajar ini. Bandara Adi Sutjipto sudah hangat menyapaku, meskipun udara diluar sana cukup membuatku agak menggigil, tapi masih kalah hangat dengan suasana ramah Jogja.

Ketika sampai, masalah-masalah itu tak serta merta pergi dari otakku. Mereka malah menari-nari riang di kepalaku. Ingatanku kini tertuju pada seorang laki-laki yang sudah menemaniku menghabiskan waktu selama lima bulan. Bakal terasa lama kami tidak menghubungi satu sama lain. Ia memberiku sebuah kenangan video agar aku bisa menyapanya ketika rasa ‘kangen’ itu muncul. Hari demi hari, masalah-masalah itu kurasa semakin gembira berjoget di otakku. Kondisi pikiranku semakin memburuk, kacau. Ingin rasanya aku pulang untuk menenangkan pikiran, tapi itu hanya sia-sia.

Ketika Cinta Kita Berbeda

Diposting oleh Annisa di 20.44 0 komentar
Kekuatan cinta dapat mengalahkan segalanya. Bahkan hati, pikiran, serta logika. Bahkan cinta dapat menyatukan dua hal yang bertolak belakang. Kaya-miskin, tinggi-pendek, besar-kecil, bahkan agama. Tapi kenapa tidak dengan cintaku? Sebuah kenyataan yang sangat ironi ketika cinta di sandingkan dengan agama dan orang tua. Ketika rasa sayang berubah semakin besar, rasa itu dipatahkan kenyataan; disakiti. Hati berubah, setiap hari. Rasa itu makin berkurang dan menghilang setiap harinya hingga suatu ketika rasa itu muncul lagi semakin kuat dan semakin besar. Ketika semua rasa sakit serta amarah berangsur-angsur pergi, giliran masalah serius yang datang; Orang tua.
Apa gunanya meneruskan keadaan apabila orang tuapun tak menginginkan untuk diteruskan? Apa gunanya melanjutkan jika tak ada kata "iya" yang keluar dari mulut mereka? Ketika semua perjuangan sudah dikerahkan, tapi kenapa tiba-tiba itu semua  hancur begitu saja?
Kenapa tidak dari dulu kamu memperjuangkan ini, jika memang kamu menginginkan aku sebagai yang terakhir? Kenapa wanita-wanita itu harus hadir dalam hidup kita? Ketika kamu berjanji untuk setia dan serius padaku?
Cinta kita berbeda. Bukan hanya karna agama. Tetapi kamu. Ya kamu. Entah apakah bisa kuperjuangkan sekali lagi cinta kita..
 

Annisa Okta's Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting