Jumat, 26 September 2014

Long Distance Relation(shit).....?

Diposting oleh Annisa di 07.46 0 komentar

Teruntuk laki-laki tegap diujung pulau sana..
Aku..... Merindukanmu!


Menunggu telponmu adalah hal yang paling kunanti di akhir pekan. Dimana kita dapat bercumbu dalam maya sepuasnya tanpa terbebani oleh waktu. Lima hari kerja kita habiskan dengan menyibukkan diri pada masing-masing kegiatan. Seolah waktu untuk kita berdua telah tersita. Hari demi hari berat kulalui tanpa kehadiranmu, kehadiran seseorang yang amat sangat kubanggakan disebrang pulau nun jauh disana. Rasanya, lewat video call pun tak cukup menuntaskan kerinduanku. Malam ini, kita bernostalgia. Ya, mendendangkan cerita lama kita yang terkenang sepanjang hayat. Tertawa renyahmu adalah salah satu yang paling kurindukan. Seraya bercerita, ku bayangkan raut wajahmu ketika tertawa. Mata sipitmu, senyum lebarmu....... Ah! Jika aku bisa merengkuh pulau itu, kan ku cubit pipi tembemmu.


Tak pernah habis rasanya jika bercerita tentang kita. Kita yang entah bagaimana bisa dipertemukan hingga akhirnya bersama, kita yang entah sesulit apa hingga akhirnya bisa berdua hingga saat ini. Rasanya, rinduku padamu tak padam. Ingin rasanya kudekap dirimu penuh hangat, tapi sekali lagi; kita dikalahkan jarak. Tak peduli sejauh apapun jarak menghadang, aku tetap bisa merengkuhmu lewat doa. Memanjamu lewat pesan singkat, serta memelukmu lewat maya. Pertanyaannya kini, “sampai kapankah hubungan ini bertahan? Dan sampai kapankah kau dan aku terpisah ribuan kilometer?” Aku benci! Aku sungguh benci sayang, ketika aku harus bersabar menunggu hari sabtu yang jaraknya lumayan lama dari hari senin hanya untuk melepas kangen denganmu. Bercerita semalam suntuk hingga mendengar kokokan ayam di pagi buta. Aku ingin memeluk nyatamu, memegang tanganmu, melihat badan tegapmu.

Imajinasiku melambung tinggi ketika aku mengingat beberapa peristiwa lucu denganmu. Ada kalanya kita bertengkar karna hal sepele, ada kalanya kau memanja lucu, sampai ngambek karna aku tak mau menuruti apa yang kamu suruh. Semua bisa kita jalani dalam waktu setahun. Waktu yang cukup lama untuk seseorang yang menjalani hubungan jarak jauh. Aku mencintaimu, sayang. Sungguh. Aku tak pernah bisa melupakan kenangan-kenangan indah bersamamu. Melewati hari ulang tahun berdua, hingga hari raya idul fitri. Rasanya berdua denganmu tak kan bisa terganti oleh apapun.



Entah sampai kapan sayang, kita bisa melewati ini berdua...

Senin, 22 September 2014

Ruang Rindu

Diposting oleh Annisa di 06.49 0 komentar
Aku memutuskan berlari dari matahari yang menyengat siang ini. Bukan, bukan karna takut panas. Akan tetapi mengejar waktu demi bertemu denganmu. Ku tatap jam tangan hitam yang berkalung erat di tangan kananku. Menunjukkan hampir pukul 3 sore, aku masih belum terlambat untuk bertemu denganmu. Ku terjang ringroad dan seolah tak peduli seberapa kencang kendaraan yang berlalu lalang diseputaran jogja demi mendapatkan suguhan tatapan matamu. Beberapa menit kemudian, aku berhenti didepan rumah sementaraku. Bersiap-siap jikalau ternyata sepuluh menit lagi kau akan datang. Sudah hampir satu jam kau tak kunjung datang. Tapi aku tetap sabar menunggu walaupun aku bukan tipikal orang seperti itu. Akhirnya kau datang dan kita lewati seperdelapan hari itu berdua, bersama..

Esoknya, ku pikir, kau tak akan lagi memberi pesan-pesan singkat lewat blackberry messenger.

Jumat, 05 September 2014

Lakon Rama Shinta

Diposting oleh Annisa di 05.31 0 komentar
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, bertemu orang sepertimu. Tak pernah terbesit satu pikiran pun untuk merindukanmu. Merindukan yang semestinya menjadi adik tingkatku. Badan tegap, wajah ndeso tapi ngganteng, medhog, katro, membuat keunikan tersendiri. Apalagi ke-alay-anmu. Mungkin kamu tidak menyadari, aku memperhatikanmu dari kejauhan. Pun memperhatikan segala Recent Update mu. Aku mengerti, anak kecil seperti kamu pasti masih terbawa kelabilan. Apalagi kamu juga baru lulus dari tahap mencari jati diri.

Dear Rama-ku..
Aku, adalah orang yang paling kolot masalah pekerjaan dan umur. Apalagi tentang masa depan dan jodoh. Nggak muluk-muluk untuk bisa bersamaku. Asal mengerti agama, seiman, setia, bisa membimbing menuju surga bersama, dan yang paling penting lebih tua dariku. Karna pikirku tak pernah berubah dari dulu hingga kini. Bahwa; yang lebih tua jelas pasti lebih dewasa dariku. Tapi, semua mindsetku berubah ketika aku mengenalmu. Aku yakin, Rama-ku, kau pasti dewasa. Sedewasa badan tegap, pandangan mata, serta wajahmu. Orang takkan mengira jika kau harusnya menjadi adik tingkatku. Bukan malah sekelas denganku. Aku takut untuk menyukaimu. Takut jika perasaanku tak terbalas seperti apa yang pernah ku alami. Aku takut menunggumu. Takut jika nantinya kau tak pernah memilihku. Mengagumimu dari jauh sudah menjadi hadiah spesial untuk diriku.

Rama-ku,
Aku sudah bahagia ketika pertama kali mendengar suara khasmu. Apalagi tahu bahwa kamu asli jogja; kota yang selalu ku incar. Aku selalu ingin menikah dengan laki-laki yang satu suku denganku. Walaupun tidak menutup kemungkinan untuk suku yang lain, tapi setidaknya, aku bisa melihat orang tuaku tersenyum bahwa, anaknya meneruskan keturunan sukunya.  Mencari yang sesuai kriteria bagiku, sangat susah. Apalagi aku tipe pemilih. Tapi rasanya, semua sudah ada pada dirimu. Terutama agama. Tapi aku sadar, kamu tidak akan mungkin menyukaiku, apalagi menyayangiku. Jikalau pun kamu sayang, pasti hanya sebatas kawan dan tak lebih. Ya, aku mengerti Rama-ku..

Rama,
Walaupun kau tak setampan Arjuna, tak sekuat Bima, dan tak sebijaksana Dosoroto, tapi kamu akan tetap jadi Rama-ku dan aku Shinta-mu. Mengagumimu akan menjadi suatu cerita yang baru dan menarik bagi hidupku. Cukup hanya dengan mengagumi, tak ingin menyukai apalagi lebih, Rama....



Apa kabarnya ya dirimu nanti jika suatu saat kita akan di-rolling? Apa kabarnya suara khas medhogmu, apa kabar guyonanmu, apa kabar senyum manismu...
 

Annisa Okta's Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting