Titip salam rindu untuk laki-laki yang jauh terpisah pulau disana. Yang tinggi, manis, serta pandai bermain drum...
Beberapa hari kemarin, tepatnya puasa hari kedua, kita bersua setelah sekian lama aku tak pernah berbicara denganmu. Setelah komunikasi terakhir yang isinya hanya ingin jauh dan berpisah. Pesan singkat darimu yang tiba-tiba masuk, lantas mengejutkanku dari lamunan panjang ingatan masalalu. Seketika, ingatanku kembali kepada memori masa-masa bahagia kita dahulu. Otakku membawa kembali kenangan pada saat kamu mengantarku kembali dari sekolah favorit yang ingin aku masuki selepas SMP. Dijalan pulang, kita menemukan seseorang yang tiba-tiba terjatuh dari motornya. Dengan sigap kamu turun dari motor dan menolong orang itu; you’re my hero. Tak berhenti selepas kejadian itu, aku memujimu. Memuji orang yang amat sangat kusayang.
Dengan berusaha menyapu kepingan ingatan masalalu yang tiba-tiba muncul, aku membalas pesanmu. Pesan yang kupikir kamu akan bertanya “Maaf, ini siapa ya?” dan ternyata itu tak benar. Kau menyapaku penuh hangat. Masih sehangat obrolan kita semasa kita bahagia berdua, dulu. Awalnya, hanya sekedar sapaan akan tetapi lama kelamaan, sapaan itu berubah obrolan yang mengarah pada masalalu. Rindu itu masih terpancar dari bahasa pesanmu. Aku tak tahu, apakah aku hanya geer atau pemikiranku itu benar. Tapi satu yang pasti; aku merindukanmu malam itu. Semalaman kita menghabiskan waktu memutar lagi kenangan yang harusnya tak pernah kita tonton lagi bersama. Kenangan itu membuatku memecah keheningan malam dengan tertawa renyahku. Hingga hari ini pun, aku masih belum bisa melupakanmu. Kamu yang menghujaniku dengan rasa sayang yang tak palsu, dan kamu satu-satunya yang memberikan sesuatu yang sangat amat aku sukai; puisi.
Berminggu-minggu kemudian, kita tak pernah lagi berbincang. Mengobrol berdua denganmu adalah yang paling kurindukan setelah 4 tahun lamanya kita tak pernah lagi berdua. Memandang desir ombak di laut untuk terakhir kalinya sebelum kau pergi jauh, berteman sms menonton acara tv kegemaran berdua yang tayangnya tengah malam, serta menemanimu menonton piala dunia 2010. Ah! Sungguh jika bisa mengulang, aku ingin sekali mengulang masa-masa itu.