Sudah lama sekali sejak
terakhir kali aku menulis kisah tentang seseorang yang saat ini telah hilang
begitu saja. Lalu kemudian kau muncul membawa secercah angan dan memberiku gairah
untuk kembali melukismu lewat lantunan sajak-sajak sendu beserta cerita pilu
yang akan kutulis hari ini. Perkenalan singkat, seperti biasanya, membawa
cerita pendek yang mungkin akan kita ingat ketika suatu saat kita bertemu lagi
dengan keadaan yang tak diduga sebelumnya. Mungkin, itu bisa jadi cerita dan
kenangan indah untuk kita nikmati dengan masa depan kita nanti; Aku belum siap
saat ini.
Sore itu di Jogja,
untuk pertama kali, kita akan bertemu. Sesuatu yang sangat aku nantikan untuk
melihat ragamu dalam nyata. Rasa senang bercampur deg-degan ketika aku menunggumu. Kamu datang untuk pertama kalinya
dengan membawa wajah yang sumringah yang pernah kulihat sebelumnya; Pada orang
yang berbeda. Kita pergi tanpa tujuan yang pasti. Aku tak ingin mengulang
kesalahan yang sama oleh karena itu, aku berusaha menjadi orang lain yang tak
pernah ada. Ketika tiba ditempat tujuan dadakan dan kamu memulai pembicaraan
dengan wajah khas sumringah itu, aku mulai menyadari bahwa aku bisa bebas
menjadi diriku sendiri. Pada awalnya, tak ada ketertarikan terhadapmu sehingga
aku bebas memperhatikan gerak-gerikmu saat itu. Dan jadilah malam itu suatu
malam penuh perdebatan panjang denganmu.
Setelah sore itu, yang
terjadi selanjutnya adalah