Meratapi kegundahan bulan purnama
yang memancar tanpa ada bintang disampingnya, itulah yang saat ini menjadi
kegiatan malamku sehari-hari ketika kita atau lebih tepatnya disebut kamu telah
memutuskan untuk tak lagi berhubungan. Saat itu kamu memilih pergi dan menjauh
dari “kita” yang telah terbentuk bersama setelah perkenalan yang kemudian
berujung makan bersama itu. Aku mengagumimu dari awal kita berkenalan. Gaya leluconmu,
caramu membawa seseorang sungguh membuatku tertarik. Tapi aku lebih tertarik
pada gayamu membawaku pada kebaikan. Waktu itu, saat adzan dzuhur berkumandang,
kamu dengan sigap menyuruhku untuk segera menunaikan ibadah sholat. Mulai dari
situ aku kagum. Kagum akan sosokmu yang rajin ibadah. Mungkin aku menyukaimu..
Sabtu, 11 Oktober 2014
Langganan:
Postingan (Atom)