Minggu, 29 Desember 2013

Hargailah! Bersyukurlah!

Diposting oleh Annisa di 20.20 0 komentar
Manusia di takdirkan dengan jalannya masing-masing. Ada yang berakit-rakit ke hulu lalu berenang ketepian alias bersakit-sakit dahulu lantas bersenang-senang kemudian, ada pula yang bersenang-senang dahulu lantas bersakit-sakit, namun ada pula yang hanya bersenang-senang tapi tak merasakan sakit. Yah, tak adil memang tapi itu sudah kehendak Tuhan.
Banyak manusia yang di takdirkan menuai akhir hidup yang indah walaupun awalnya mesti bersakit-sakit dan bersusah payah dahulu. Tuhan sudah memberi takdir bagi kita bahkan ketika kita masih menjadi segumpal darah.


Dan banyak manusia yang sudah diberi jalan mulus oleh Tuhan menuju kebahagiaan dan kesuksesan, namun akhirnya mereka melupakan siapa yang memberi itu semua dan siapa pencipta mereka. Naudzubillahimindzalik.
Ada sebagian manusia yang masih diberi kasih sayang oleh Tuhan dengan tidak memberikannya kesuksesan hari ini; agar mereka belajar dan menjadi manusia yang lebih baik lagi. Tuhan tidak pernah membencimu, Tuhan tidak pernah menjahatimu sehingga Ia memberimu satu kegagalan. Tapi Tuhan menyayangimu. Sebab itu, Ia memberi satu kesempatan padamu agar kamu lebih berusaha dan lebih menyempatkan diri untuk menyembah-Nya dan meminta pada-Nya. Yakinlah, Tuhan tak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambaNya. Sebab Ia mencintaimu, sebab Ia sayang padamu, sehingga kamupun harus lebih membalas-Nya.
Ingatlah, ketika nanti suatu hari kamu sudah mendapat apa yang kamu inginkan jangan pernah melupakan Tuhan. Sebab Ia yang memberikan itu semua dan jika Ia mau, suatu saat apa yang kamu miliki akan hilang seketika karna Ia murka akan sikapmu..

Minggu, 21 Juli 2013

Balada "Kita"

Diposting oleh Annisa di 15.25 0 komentar
Banyak waktu yang kita buang bersama. Kita banyak melewati waktu-waktu itu dengan canda, tawa, amarah, tangis. Seolah dunia memihak pada kita. Ketika hatiku dipermainkan, apakah itu masih termaafkan?

Ya, karna aku menyayangimu.

Banyak hal yang tak kutemukan ada pada dirimu. Semua kesamaan hampir seimbang, terkecuali agama. Yang tak dapat kita satukan. Kau datang disaat semua terasa hampa, kau datang seolah mengubah suasana hatiku. Yang kosong menjadi terisi, yang hitam menjadi berwarna.
Ketika ku ulang kembali kenangan kita yang masih tersimpan rapi dalam kotak masuk perpesananku, otakku tiba-tiba bergejolak. “Apakah disana kamu menghubungi yang lain?”
Aku tau pertanyaan itu sungguh tak pantas ku lontarkan mengingat kau sedang berada dimana. Tapi, boleh sesekali aku memikirkan itu, kan? Mengingat siapa dirimu sebelumnya?
Aku kembali ke kota ini berharap tak akan menumpahkan sedikitpun air mata untukmu. Tapi apa daya kekuatan hati tak lebih besar daripada pikiranku.

Jumat, 21 Juni 2013

Jogja Was Never Ending! Part I

Diposting oleh Annisa di 20.53 0 komentar
Ketika sebuah masalah tercipta, pasti selalu memiliki sebuah penyelesaian yang sempurna. Entah itu berakhir bahagia maupun sedih. Dan inilah sebuah masalahku, Jogja. And this is my story. Here we go!
Ku langkahkan kakiku dari rumah menuju Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan-Timur. Melangkahkan kaki menuju tempat nun jauh diseberang pulau sana memang sangat amat berat. Jogja. Ya, Jogja! Kutinggalkan sejenak masalah-masalah besar disini. Bersiap berlari bersama burung besar menuju Jogja. Berharap setelah sampai, masalah-masalah besar itu akan seketika lenyap begitu saja. Tetapi itu tidaklah mudah, semudah membalikkan telapak tangan. Satu setengah jam menikmati perjalanan udara, tibalah aku di kota pelajar ini. Bandara Adi Sutjipto sudah hangat menyapaku, meskipun udara diluar sana cukup membuatku agak menggigil, tapi masih kalah hangat dengan suasana ramah Jogja.

Ketika sampai, masalah-masalah itu tak serta merta pergi dari otakku. Mereka malah menari-nari riang di kepalaku. Ingatanku kini tertuju pada seorang laki-laki yang sudah menemaniku menghabiskan waktu selama lima bulan. Bakal terasa lama kami tidak menghubungi satu sama lain. Ia memberiku sebuah kenangan video agar aku bisa menyapanya ketika rasa ‘kangen’ itu muncul. Hari demi hari, masalah-masalah itu kurasa semakin gembira berjoget di otakku. Kondisi pikiranku semakin memburuk, kacau. Ingin rasanya aku pulang untuk menenangkan pikiran, tapi itu hanya sia-sia.

Ketika Cinta Kita Berbeda

Diposting oleh Annisa di 20.44 0 komentar
Kekuatan cinta dapat mengalahkan segalanya. Bahkan hati, pikiran, serta logika. Bahkan cinta dapat menyatukan dua hal yang bertolak belakang. Kaya-miskin, tinggi-pendek, besar-kecil, bahkan agama. Tapi kenapa tidak dengan cintaku? Sebuah kenyataan yang sangat ironi ketika cinta di sandingkan dengan agama dan orang tua. Ketika rasa sayang berubah semakin besar, rasa itu dipatahkan kenyataan; disakiti. Hati berubah, setiap hari. Rasa itu makin berkurang dan menghilang setiap harinya hingga suatu ketika rasa itu muncul lagi semakin kuat dan semakin besar. Ketika semua rasa sakit serta amarah berangsur-angsur pergi, giliran masalah serius yang datang; Orang tua.
Apa gunanya meneruskan keadaan apabila orang tuapun tak menginginkan untuk diteruskan? Apa gunanya melanjutkan jika tak ada kata "iya" yang keluar dari mulut mereka? Ketika semua perjuangan sudah dikerahkan, tapi kenapa tiba-tiba itu semua  hancur begitu saja?
Kenapa tidak dari dulu kamu memperjuangkan ini, jika memang kamu menginginkan aku sebagai yang terakhir? Kenapa wanita-wanita itu harus hadir dalam hidup kita? Ketika kamu berjanji untuk setia dan serius padaku?
Cinta kita berbeda. Bukan hanya karna agama. Tetapi kamu. Ya kamu. Entah apakah bisa kuperjuangkan sekali lagi cinta kita..

Kamis, 28 Maret 2013

Ternyata aku, kamu, dan kita..

Diposting oleh Annisa di 04.10 0 komentar
Aku..
Tak pernah sejahat itu pada orang. Terutama mereka. Tapi kenapa kamu? Setega itu padaku? Berulang kali aku percaya, berulang kali ku maafkan. Kupikir kamu memang berubah. Sejahat itu kah perlakuanmu padaku?
Aku..
Tak pernah menjahatimu seperti itu :) walaupun aku sering berkata "ih cowok itu ganteng ya, aku suka sama mas a, mas b" tapi semata-mata itu hanya canda belaka. Aku hanya bisa tersenyum disini melihat kelakuan kecilmu itu :) apakah aku pantas memaafkanmu? Kamu yang tau jawabannya.

Kamu..
Apa pernah berfikir sedikit saja tentangku? Oke, mungkin aku egois, jutek, cuek, dan mungkin kasar :) tapi apa pantas kamu balas seperti itu? Apa pantas, sifat dibalas dengan perasaan?
Kamu..
Apa pernah berfikir? Jika itu terjadi pada mamamu, yang telah berjuang melahirkan hingga membesarkanmu dengan penuh cinta kasih, apa perasaanmu? Masih tidak perduli?

Kita..
Mungkin sudah di takdirkan tak akan bersatu, sekeras apapun kamu atau aku pertahankan, Tuhan tau yang terbaik untuk kita :) Jodoh tak selamanya yang seumuran, tetapi bisa saja yang lebih muda darimu, Mas
Kita..
Mungkin hanya digariskan seperti ini. Sudah jalannya kita seperti ini, garis ini tak pernah bisa diubah kecuali Tuhan yang menghapus garis ini perlahan

Dedicated To You K.A.R
I wrote this with "full" of smile :-)

Rabu, 20 Maret 2013

Hidupmu, Terlalu Banyak Air Mata!

Diposting oleh Annisa di 01.07 0 komentar
Apa pantas kau menangisi yang bahkan belum jadi milikmu secara sah? Apa pantas kamu menangisinya dibandingkan kamu menangisi kedua orang tuamu? Siapa dia? Hingga kau rela menangisinya. Tuhan? Kakak? Adik? Om? Paman? Dan bahkan ia menuntutmu dalam banyak hal!
Jika kamu pergi suatu saat nanti, belum tentu ia akan mengejarmu. Ia, pasti lebih memilih mengejar cita-citanya daripada mengejarmu. Kau menyayanginya, tapi apakah ia juga? Sama sepertimu? Ia berbeda dari kebanyakan lelaki yang pernah dekat denganmu bahkan pernah menjadi separuh bagian hidupmu. Ia begitu karna Ia sudah biasa dan sudah mengerti dalam hal berpacaran. Sedangkan kau? Tidak. Kau terlalu polos bagi orang sepertinya. Pacaranpun kau baru sekali? Itupun tak nyata. Tertawalah ia ketika membaca ini. Ia hanya tak sadar, orang yang "katanya" ia sayang, belum mengerti apa arti pacaran yang sesungguhnya tapi

Rabu, 13 Maret 2013

Kesalahanku...

Diposting oleh Annisa di 07.48 0 komentar
Langit merah, terpaksa menutup aktivitasku saat itu. Aku masuk kekamar kemudian mengambil handphone kesayanganku. Entah apa yang memulai hingga kita bertengkar hebat. Aku masih mengingatnya. Aku memutuskanmu dan merubah status menjadi available. Pada saat yang sama, kau pun merubah status itu menjadi busy. Entah aku bingung harus seperti apa perasaanku bimbang tak karuan pada saat itu; Galau. Ya, kurang lebih namanya Galau. Banyak yang kau tak tahu sayang. Aku menangisimu tiga hari hingga mataku sembab dan tak berani keluar kamar. Tapi, apa kamu pernah merasakan rasa sesak yang ku alami, Mas? Apa kamu pernah memikirkan apa yang kurasa? Saat itu aku down. Tak ada sesuatu hal yang menarik hatiku untuk kukerjakan, termasuk belajar. Aku selalu kepikiran tentang kamu; Bagaimana keadaanmu, apakah kamu sudah makan? Tapi aku merasa, aku bukan siapa-siapa, jadi untuk apa begitu? Bertanya "udah makan belum?" Karna itu bukan hakku.

Singkat cerita, kita ujian praktek berenang bersama. Salah seorang sahabatmu berkata

Quality Time

Diposting oleh Annisa di 07.21 0 komentar
Selamat malam, sayangku yang jauh disana terpisah jarak berpuluh mil. Walaupun jarak kita tak sejauh Los Angeles dan Canada, tetapi aku merasa jauh darimu, entah mengapa... Sayang, apa kamu pernah berfikir kita tak punya waktu cukup untuk bercanda tawa? Bermesraan? Dan lain sebagainya? Entah karna aku yang belum coba berubah atau memang ini keadaan yang harus kita tempuh.
Otakku kembali bereaksi ke masa-masa awal kita berpacaran; ketika kau menjemputku. Sayang, kamu tau nggak? Dibalik kata "Nggak usah, aku bisa naik motor sendiri.." tersimpan kata "Iya sayang, aku mau banget kamu jemput. Bangett" ketika lidahmu menawariku untuk sekedarya menumpang diatas kendaraan hebatmu.

Sayang, aku sungguh bahagia. Sungguh. Ketika aku berada satu motor denganmu. Hatiku rasanya berbunga-bunga dan mungkin kamu tak mengetahuinya, sayang. Muramku yang tadinya menggelayuti otak seketika sirna ketika kau ajak berbicara; Quality time kita. Aku hanya berharap malam itu tak akan pernah berakhir cepat, karna aku masih merindukanmu, RINDU! Kadang, kita berbicara sekenanya. Walaupun berjuta kata sudah kusiapkan sejak lama sebelum kau menjemputku, tapi tiba-tiba jutaan kata itu hilang dan sirna begitu saja kala ku pandangi raut wajahmu. Jika kau bertanya padaku apa perasaanku saat itu? Senang? Salah! Karna perasaanku saat itu melebihi dari sekedar senang.

Motor matic merah kebanggaanmu itu menjadi saksi bisu, telah banyak wanita yang kau tumpangi. Tapi aku tak pernah memikirkan banyak wanitamu dulu. Aku hanya memikirkan Kita; bagaimana kita di masa depan., apakah kamu masih denganku? Ataukah aku pergi dengan yang lain? Dan apakah kita masih bisa seperti ini? Menunggangi kendaraan kesayanganmu yang pernah menjadi tumpangan banyak wanita lain selain aku? Lewat ini aku hanya ingin menyampaikan, aku sungguh bahagia bisa bersamamu. Bersamamu, berboncengan membuat aku lupa dengan kesedihan, kemarahan, dan semua yang menjadi problematika.

I love you so much

Kamis, 07 Maret 2013

Terpaut masa lalu

Diposting oleh Annisa di 21.00 0 komentar
Aku menulis ini, bersama setumpuk berkas-berkas menggelikan didalam otakku. Ya! Apalagi kalau bukan masalalumu? Banyak hal yang tidak ku ketahui tentangmu. Banyak hal yang masih perlu ku pahami tentangmu. Aku mencoba untuk membuka pikiranku yang masih terbelenggu bayang-bayang itu.
Masihkah kau seperti yang dulu?

Tak pernah hilang dalam memori ingatanku. -bekas pacarmu- apa aku seharusnya tidak perduli dengan itu? Bagaimana bisa? Seperti apa caranya jika mereka masih terus mengintai hidupku? Dunia tak selebar yang ku kira. Dimana pun, dalam hal apapun, kapanpun, selalu kutemui bekas pacarmu. Jika kamu jadi aku, apa yang akan kamu lakukan, Mas..

Tanganku gemetar, ketika aku mulai merasakan amarah yang sangat dalam. Begitupun ketika sekelebat bayangan masalalumu tiba-tiba datang menghampiriku yang sedang kosong. Apa salahku? Kenapa mereka selalu berputar-putar dalam ingatanku? Aku ingin bahagia, tanpa melihat siapa kamu di masalalu, aku ingin bahagia tanpa ada bayangan mengerikan itu.

Aku tau, aku tak sepantasnya dekat apalagi berpacaran denganmu. Aku, dengan sedikit kelebihanku, berbeda dari mereka yang pernah 'ada' didalam hidupmu. Ya! Mereka yang

Katanya Sayang? Nyatanya...

Diposting oleh Annisa di 04.17 0 komentar
Berbicara masalah hati, kita sama-sama saling mempunyai hati kan Mas? Tapi kenapa sepertinya hati kita tak bisa disatukan?
Egomu terlalu besar. Aku memang egois, tapi setidaknya aku masih mendengarkanmu berbicara. Apa kamu seperti itu?
Mas,
Setiap orang diajarkan untuk berperilaku sabar. Walaupun mungkin kamu tak sesabar orang Jawa, tapi aku akan tetap sayang. Aku buktinya bisa sabar. Menunggumu dari dulu. Apa pernah kamu merasakan menunggu seseorang yang kamu sayang putus dari pacarnya? :') Mengingat keadaan dulu, miris.
Mas,
Apa ini yang kamu namakan "sabar"? Jika kamu memang betul-betul sayang, kamu pasti bisa menerima apa adanya. Atau setidaknya kamu akan sabar menunggu perubahanku. Berubah itu membutuhkan waktu lama. Bantu Mas... Bukan hanya bisa mendesak terus dan terus:') mana bantuan itu? Apa ada?:')
Mas,
Jangan meninggalkanmu? Selama aku masih sayang, aku tak akan pernah meninggalkan orang yang ku sayang. Tapi apa aku mampu bertahan dalam keadaan seperti ini? Selalu saja bersitegang karna hal-hal yang tak ada di logika. Jika suatu saat nanti kita mampu hingga LDR, apa kamu masih menuntutku ini-itu?:')
Mas,
Aku tak butuh orang perfect. Yang aku butuh hanya seseorang yang mampu menerimaku apa adanya. Sikap, Sifat. Aku memang pemalu. Tolong terima itu. Bukannya orang sayang mampu menerima itu?:')
Mas,
Aku hanya ingin kamu jadi yang terakhir. Tapi jika semua seperti ini, apa masih mungkin mimpiku bisa berlanjut? Teoriku tentang 'Jodoh harus se-suku' sepertinya bakal nyata, Mas...

Really, I miss you..

Kamis, 28 Februari 2013

Karna ini, sayang..

Diposting oleh Annisa di 23.25 0 komentar
Bersamamu, kadang membuatku merasa nyaman, senang, gembira..
Tapi, tidakkah bisa kamu menerima sikap-sikap itu? Yang menurutmu salah?
Aku menerima apa adanya dirimu, masalalumu, dan orang-orang yang pernah dekat denganmu dulu yang menggangguku kini.
Tapi kenapa tidak bisa kamu untuk menerima sekecil sifat-sifat itu? Sifat dan sikap yang menurutmu salah?
Bukankah cinta menerima apa adanya? Bukankah cinta menerima kekurangan serta kelebihan? 
Aku bahkan menerima masalalumu yang tak selayaknya, tapi kenapa dengan sifatku tidak?
Orangtua ku bisa menerima sifat serta sikap satu sama lain, kenapa tidak dengan kita?

Aku menyayangimu,
Jika itu tidak terjadi, selama perpisahan itu pasti aku tidak menangis.
Aku begini, dari dulu pun seperti ini. Kenapa mereka bisa menerimaku, sedangkan tidak untukmu?
Aku bisa berubah, tapi butuh waktu lama. Seminggu? Sebulan? Sejam? Sedetik? Jangan pikir aku satria baja hitam sayang, yang bisa berubah dalam waktu singkat:)
Butuh waktu lama untuk aku agar dapat belajar dari kesalahan

Sebab cinta, orang pasti akan sabar menunggu selama apapun waktu itu
I Love You
 

Annisa Okta's Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting